
Masyarakat Papua banyak yang mendukung Otsus Jilid II dikarenakan didalam Otsus tersebut memprioritaskan kesejahteraan rakyat Papua melalui pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan pengembangan sumber daya manusia dari rakyat Papua itu sendiri.
Oleh karena itu Ibu Meliara Sayunete (Kepala Distrik Manokwari Selatan / Tokoh Perempuan Arfak) mendukung keberlanjutan Otsus Jilid II di Tanah Papua demi perkembangan dan kemajuan Papua khususnya di Manokwari Selatan (24/02/21).
“Dana Otsus mempunyai dampak dan manfaat yang nyata bagi kami OAP secara khusus yang berada di Distrik Manokwari Selatan. Banyak infrastruktur yang turut dibangun dengan dana Otsus, dan secara nyata dapat terlihat dari tingkat pendidikan dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat Papua” ujarnya.
“Kami belum melihat adanya masyarakat Distrik Manokwari Selatan yang menolak pelaksanaan Otsus karena masyarakat merasa bahwa Otsus merupakan berkat dari Tuhan sehingga kita harus mensyukuri dan bukanya malah menolak. Kami sudah cukup dengan pengalaman kakek dan nenek kami dulu dimana mereka kesusahan karena ikut dalam aksi seperti itu. Kemerdekaan itu berasal dari diri masing-masing, dimana kita dapat untuk memenuhi kebutuhan pangan dan sandang serta hidup sejahtera sudah dapat dikatakan merdeka” imbunya
“Sekarang kita masyarakat Papua sudah merdeka di negara Indonesia jadi sudah tidak usah lagi minta-minta merdeka karena hanya akan bikin susah saja. Kelompok yang melakukan aksi penolakan Otsus lebih banyak didominasi oleh masyarakat Papua yang berasal dari Pegunungan Tengah khususnya yang berdomisili di Amban, dan tidak ada suku Arfak yang ikut terlibat dalam aksi tersebut” tambahnya.
“Pemerintah Pusat dengan pemerintah Papua Barat ibarat orang tua dengan anak, jadi kalau memang ada hal yang harus dibahas tidak mungkin pemerintah pusat tidak menerimanya, karena keberadaan Otsus merupakan bentuk perhatian Pemerintah pusat terhadap masyarakat Papua. Kami sangat mendukung agar pelaksanaan Otsus untuk dilanjutkan karena memang Provinsi Papua Barat masih sangat membutuhkan bantuan pemerintah untuk berkembang” lanjutnya.
“Kami menilai saat ini masih terdapat kendala dalam penggunaan dana Otsus oleh masyarakat Papua, dimana masyarakat Papua memanfaatkan pembagian dana Otsus tidak untuk mengembangkan usaha melainkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga dana yang ada akan selalu habis dalam satu kali pakai. Hal ini sangatlah berbeda dengan masyarakat pendatang dimana mereka mampu memanfaatkan pinjaman dana dari bank untuk membuka usaha sehingga mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari hasil usaha tersebut. Inilah yang saat ini menjadi penghambat bagi masyarakat Papua untuk berkembang dan mandiri karena memang setiap mendapat bantuan dana tidak dimanfaatkan untuk membangun usaha tetapi malah digunakan untuk sekali pakai habis” tutupnya.